Asal Usul Nama Jember
Kota Jember masuk dalam wilayah Jawa Timur. Di kota tersebut mengalir sebuah sungai yang besar. Hulu sungai bercabang dua, dan bertemu di kota Jember, lalu mengalir ke selatan ke daerah bernama Sungai Bedadung. Sungai Bedadung bersama-sama dengan Kali Besini bermuara di Nusa Barung.Pada tepi Sungai Bedadung terletak makam puteri Prabu Brawijaya dari Majapahit. Puteri tersebut bernama Endang Ratnawati, ia sangat cantik parasnya. Kecantikan puteri Endang Ratnawati termashur sampai ke daerah-daerah lain di luar istana, sehingga banyak raja ingin melamarnya. Karena Endang Ratnawati belum berniat berumah tangga, maka segala lamaran dari siapa pun ditolaknya. Endang Ratnawati berkeinginan hidup menyepi untuk memuji keangungan Tuhan.
Pada suatu malam yang sunyi dan sepi, pergilah sang puteri meninggalkan istana untuk pergi ke suatu tempat, ia keluar masuk hutan. Suatu hari Endang Ratnawati mandi di sungai Jompo, untuk menghilangkan rasa penat dan panas. Ketika sedang menikmati mandinya, ada seorang satria tampan memperhatikannya. Semula satria ini tampak mendekatinya pelan-pelan kemudian ingin menyapanya. Namun Endang Ratnawati marah, demikian pula dengan satria. Mereka belum berkomunikasi, namun keduanya sudah saling marah. Satria itu langsung menarik Endang lalu memperkosanya.
Setelah peristiwa itu terjadi, Endang dengan perasaan sedih duduk merenungi nasibnya yang malang. Tidak di sengaja, keluarlah kata-kata dari Endang yaitu "jember, jember, badanku sudah kotor". Sesudah itu, ia bunuh diri di dekat Sungai Jompo, tempat ia mandi.
Ada seorang pertapa yang tahu akan peristiwa yang menimpa Endang. Maka dibawanya jasad Endang ke sana kemari. Siapa tahu ada kaum kerabatnya. Ternyata tidak ada kaum kerabat yang dijumpainya. Oleh karena itu, mayat Endang dimakamkan di tepi Sungai Bedadung.
Prabu Brawijaya yang tidak mengetahui puterinya bunuh diri, mengutus hambanya untuk mencari tempat Endang yang baru, setelah ia pergi dari istana. Namun para utusan raja tidak dapat menemukannya. Yang ditemukan hanyalah sebuah makam Endang. Makam tersebut lalu dibongkar dan mayat Endang yang hanya tinggal tulang belulang di bawa menghadap Prabu Brawijaya.
Prabu Brawijaya memerintahkan supaya hutan tempat ditemukannya makam Endang segera di buka, kemudian didirikan perkampungan yang diberi nama Jember.
Perkampungan itu menjadi besar dan nama Jember tetap abadi hingga sekarang. Sedangkan Makam Prabu Brawijaya di daerah Mojokerto sampai sekarang sebagai aset wisata budaya.